Rencana untuk Membunuh Yesus (Lukas 22:1-34) Pada perayaan Paskah terakhir bersama para murid-Nya, Tuhan Yesus mengambil roti dan cawan, mengingatkan mereka akan pengorbanan tubuh dan darah-Nya. Dalam Lukas 22:19-20, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa roti melambangkan tubuh-Nya yang patah, sedangkan anggur melambangkan darah-Nya yang dicurahkan. Hal ini mencerminkan pemenuhan Paskah dan memperlihatkan bahwa Yesus adalah korban Paskah terakhir yang menghapus dosa bagi umat manusia. Namun, kehadiran Yudas, pengkhianat yang sudah direncanakan, mengingatkan kita tentang pengkhianatan yang mungkin terjadi di antara para pengikut Tuhan. Meskipun Yudas tampak berpartisipasi dalam perjamuan kudus, kehadirannya menunjukkan bahwa pengkhianatan bisa terjadi di tengah komunitas iman. Lukas memberikan pandangan mendalam tentang pengkhianatan ini, dan peristiwa ini mengajarkan kita untuk menjaga hati dan menjauhi tindakan yang dapat memisahkan kita dari Kristus. Di tengah perjamuan, murid-murid juga terlibat dalam pertengkaran tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa kerajaan-Nya bukan seperti kerajaan duniawi yang didasarkan pada kekuasaan, melainkan pelayanan. Dalam Lukas 22:26-27, Yesus mengingatkan mereka bahwa yang terbesar harus menjadi pelayan, menciptakan kontras dengan norma dunia. Pesan ini relevan untuk guru sekolah minggu dan mengingatkan kita untuk mengejar pelayanan dan rendah hati, bukan kedudukan atau kekuasaan. Petrus, dengan penuh keyakinan, menyatakan kesiapannya untuk masuk penjara atau mati bersama Yesus. Namun, Yesus memberitahukan bahwa Petrus akan menyangkal-Nya tiga kali sebelum ayam berkokok. Hal ini mengajarkan kita tentang kerapuhan manusia dan pentingnya pengenalan diri. Kadang-kadang, kita merasa kuat, tetapi tanpa ketergantungan pada Tuhan, kita bisa gagal. Pesan ini menjadi peringatan bagi guru sekolah minggu dan semua pengikut Kristus untuk selalu bergantung pada Tuhan dan mengenali batasan diri sendiri. Dengan demikian, Lukas 22:1-34 memberikan pelajaran berharga tentang arti perjamuan kudus, risiko pengkhianatan dalam komunitas iman, panggilan untuk pelayanan dan rendah hati, serta peringatan akan kerapuhan manusia. Pesan ini dapat digunakan untuk memperlengkapi guru sekolah minggu dalam membimbing anak-anak dan remaja agar memiliki pemahaman yang kokoh tentang iman mereka, mengenali bahaya pengkhianatan, dan memahami pentingnya hidup dalam pelayanan dan rendah hati. Semoga melalui pemahaman Alkitab ini, para murid Tuhan dapat tumbuh dalam kasih dan kesetiaan mereka kepada Kristus. Amin.