Yesus Diserahkan kepada Pilatus (Matius 27:1-50) Pasal 27 dari Injil Matius memberikan laporan rinci tentang penderitaan dan kematian Tuhan Yesus Kristus, peristiwa krusial dalam sejarah penyelamatan. Cerita dimulai dengan pengkhianatan oleh salah satu murid-Nya, Yudas Iskariot, yang menyerahkan Yesus kepada para pemimpin agama Yahudi. Setelah menyadari akibatnya, Judas merasa penyesalan, namun para imam kepala dan tua-tua menolak menerimanya kembali. Ini menunjukkan dampak tragis dari kesalahan tanpa pertobatan. Kisah berlanjut ke pengadilan Yesus di hadapan wali negeri Pontius Pilatus. Pemimpin agama dengan tuntas mengajukan tuduhan palsu, menuduh Yesus sebagai penghujat. Meskipun Pilatus menyadari ketidakbersalahan-Nya, tekanan dari kerumunan memaksa keputusan untuk menyalibkan-Nya. Yesus mengalami perlakuan kejam, termasuk hinaan dan penolakan yang mendalam. Meskipun dihukum mati, kematian Yesus bukanlah kekalahan, melainkan jalan yang ditempuh-Nya untuk menebus dosa manusia. Puncak dramatis terjadi saat Yesus berseru, "Eli, Eli, lama sabakhtani," mengungkapkan pengalaman paling dalam dari pemisahan dengan Bapa surgawi selama Ia menanggung dosa-dosa dunia. Guru sekolah minggu dapat mengajarkan betapa kematian Yesus bukan hanya peristiwa tragis, tetapi juga bagian dari rencana keselamatan Allah. Ini adalah momen penuh kasih dan pengorbanan yang membuka jalan bagi umat-Nya untuk mendapatkan pengampunan dan hidup kekal. Melalui pemahaman ini, guru sekolah minggu dapat membantu anak-anak mengenali betapa besar kasih Allah yang terwujud dalam pengorbanan Yesus demi keselamatan dunia.